Ibukota Kalimantan Timur

Ibukota Kalimantan Timur - Sebagai Ibukota Kalimantan Timur, Kota Samarinda mengalami perkembangan kegiatan dan fungsi perkotaan, bahkan menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi sekaligus pusat kegiatan bagi kawasan Timur Pulau Kalimantan.

Ibukota Kalimantan Timur (Kota Samarinda)

Pemandangan kala malam, jauh berbeda dengan pemandangan siang hari. Di siang hari, kesemrawutan dan kemacetan tampak mewarnai jalan-jalan kota. Seperti halnya kota-kota yang dilewati sungai, pemukiman penduduk pun sebagian besar berada di tepi sungai. Namun, karena pertumbuhan penduduk dan migrasi dari luar daerah yang tidak terkendali mengakibatkan daerah di sepanjang bantaran sungai padat dan kumuh. 
Kalimantan Timur
Seiring dengan pelaksanaan UU No.22 Th 1999, dilakukan pemekaran administrasi pemerintahan sehingga ibukota Kalimantan Timur (Kota Samarinda) saat ini terdiri dari 6 Kecamatan, 25 kelurahan, serta 7 Desa. Visi Kota Samarinda adalah mewujudkan Kota Samarinda sebagai Kota Jasa, Perdagangan dan Permukiman yang berwawasan lingkungan pada tahun 2005.

Orientasi Wilayah Ibukota Kalimantan Timur

Secara geografis, Ibukota Kalimantan Timur (Kota Samarinda) terletak pada posisi 116 15 36 -117 24 16 BT dan 021 18 -1 09 16 LS. Kota ini terbelah oleh Sungai Mahakam, dan memiliki wilayah dengan luas total 71.800 Ha dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
  •  Batas utara : Kec.Muara Badak dan Tenggarong 
  •  Batas timur : Kec. Anggana
  •  Batas selatan : Kec.Sanga-Sanga dan Loa Janan 
  •  Batas barat : Kec. Loa Kulu dan Tenggarong
Dilihat dari garis ketinggiannya, Kota Samarinda memiliki topografi yang cenderung mendatar dan terletak di dataran rendah, terbelah oleh Sungai Mahakam. Berdasarkan tabel kelas ketinggian serta luas wilayahnya, terlihat bahwa 42,77% luas daratan Kota Samarinda terletak pada ketinggian 7-25 meter dari permukaan laut.

Pola penggunaaan lahan di ibukota Kalimantan Timur (Kota Samarinda) berkembang mengikuti pola penyebaran penduduk perkotaan. Akumulasi penduduk sebagian besar terdapat di lokasi-lokasi kegiatan yang dikembangkan oleh Pemerintah Kota dan didukung dengan prasarana dan sarana transpostasi yang memadai, seperti Pusat perdagangan, Pusat Industri, dan lokasi Transmigrasi.
Ibukota Kalimantan Timur (Kota Samarinda)
Luas kawasan terbangun perkotaan (17.898 Ha) mencapai 24,9% dari luas keseluruhan Kota Samarinda. Mayoritas penggunaan lahan adalah areal terbangun non-perkotaan atau kawasan persawahan, ladang, serta perkebunan ini tercatat memiliki luas 26.049 Ha atau 36,28% dari total luas wilayah.

Selanjutnya, Kawasan Lindung Ringan merupakan bagian dari ruang terbuka yang sudah mulai diiolah oleh rakyat, dengan luas 4.597 Ha atau 6,4% luas total. Secara keseluruhan, luas ruang terbuka Kota Samarinda mencapai 26.853 ha atau sekitar 37,4% total luas wilayah.

Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Ibukota Kalimantan Timur (Kota Samarinda)

Hasil sensus tahun 1999 mencatat bahwa jumlah penduduk Kota Samarinda mencapai
502.247 jiwa. Kecamatan Samarinda Utara memiliki luas terbesar, 20.520 Ha, atau 28,58% dari total luas kota. Demikian pula dengan jumlah penduduknya, 118.606 jiwa. Namun tingkat kepadatan tertinggi terdapat di wilayah Kecamatan Samarinda Ulu dengan 31,35 Jiwa/Ha. Kecamatan dengan luas paling kecil ini, 2.987 Ha atau sekitar 4,16% dari luas kota, memiliki jumlah penduduk ke-3  terbesar di Samarinda, 93.643 jiwa. Sementara Kecamatan Palaran dengan luas ke-2 terbesar di Samarinda, 20.437 Ha atau 28,46% dari luas kota, jumlah penduduknya justru paling rendah dibanding kecamatan lainnya, 34.592 jiwa sehingga kepadatannya hanya 1,69 jiwa/Ha. 

Kondisi Perekonomian Daerah

Potensi perekonomian ibukota Kalimantan Timur (Kota Samarinda) cukup menonjol karena memproduksi bahan baku yang diolah pada berbagai industri seperti : Industri Pengolahan Rotan, Industri Plywood, Industri Moulding, serta industri Pengrajin Kayu. Selain industri menengah, juga memiliki potensi industri rumah tangga atau produk kerajinan rakyat seperti : batu-batuan (kristal, dan kecubung), rotan (topi seraung, dan lampit), peralatan dan hiasan tradisional (mandau, patung, dan manik-manik), serta pakaian tradisional (sarung samarinda, dan batik Kaltim).

Kota Samarinda juga menyimpan potensi perekonomian melalui sektor pariwisata, diantaranya: Air terjun Tanah Merah, Kebun Raya Samarinda, Cagar Budaya Suku Dayak, Mesjid Tua Samarinda Seberang, serta potensi Wisata di sepanjang Sungai Mahakam.

Kota Samarinda sebagai ibukota Kalimantan Timur merupakan salah satu pusat perekonomian wilayah Kalimantan Timur. Aktifitas perdagangan di kota ini menghasilkan sumbangan bagi PDRB dengan nilai yang mencapai 29,38 % pada tahun 1999 (berdasarkan harga konstan).

1. Perusahaan Dagang 
Meski jumlah perusahaan sempat mengalami penurunan seiring dengan terjadinya krisis ekonomi di lndonesia, namun sejak tahun 1999 kegiatan ekonomi mulai menggeliat kembali. Berdasarkan data tahun 1999, dipat dilihat jumlah unit usaha perdagangan berdasarkan bentuk perusahaannya sebagaimana tabel tersebut.

2. Lembaga Keuangan dan Perbankan
Meski sempat terpengaruh oleh krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997, jumlah lembaga perbankan di Kota Samarinda tidak mengalami perubahan uang sangat mencolok sebagaimana yang terjadi pada perusahaan dagang. Hingga tahun 1999 tercatat sejumlah 48 Kantor Lembaga Keuangan serta 14 Bank melayani kegiatan perekonomian di kota Samarinda. Dari jumlah total tersebut, Kantor Perbankan Umum terbanyak dimiliki oleh pihak sv.rasta, yaitu 22 unit berbanding yang dimiliki Pemerintah sebanyak 18 unit. Begitu pula dengan jumlah Bank Umum swasta, 8 unit, melebihi jumlah Bank pemerintah, 4 unit.

Lokomotif kegiatan perekonomian ibukota Kalimantan Timur (Kota Samarinda) adalah industri pengolahan. Lapangan ini mampu menggerakkan kegiatan ekonomi sebesar Rp 2,1 triliun pada tahun 2001. Dalam kajiannya, BPS Kota Samarinda menyimpulkan bahwa industri kayu yang kebanyakan terletak di sepanjang tepian Sungai Mahakam (utamanya di kecamatan Samarinda Seberang dan Palaran) merupakan kegiatan yang memberikan nilai ekonomi paling tinggi pada tahun 2000, yaitu sebesar Rp 3,5 triliun atau setara dengan 35,8% dari kegiatan ekonomi Kota Samarinda.

Demikian penjelasan Ibukota Kalimantan Timur, semoga bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel