Penemu Benua Australia

Penemu Benua Australia - Penemu benua Australia bukan hanya satu orang tokoh yang pertama kali menemukannya. Australia merupakan Benua terkecil dan terakhir kali ditemukan di belahan bumi selatan. Penemuan benua ini berdasarkan atas teori ahli ilmu benua Yunani, Ptolomeus yang berbunyi Terra Australis Inqcocnita yang artinya tanah selatan yang belum diketemukan. Untuk itu para pelaut Eropa berupaya menemukan benua tersebut. Para tokoh penemu benua tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Tahun 1606 bangsa Belanda bernama Wlliem Jansz singgah di kawasan Teluk Carpentaria.
  2. Tahun 1644 juga orang Belanda bernama Abel Tasman menemukan Tasmania dan Selandia Baru.
  3. Tahun 1770, seorang bangsa Inggris bernama James Cook menemukan Pantai timur Australia yang lebih subur dan Selandia Baru yang terdiri dua pulau yang terdiri dua Pulau Utara dan Pulau Selatan. 

Penemu Benua Australia

Penemu benua Australia pertama yaitu Willem Janszoon (kira-kira 1570-1630), gubernur kolonial dan ahli navigasi Belanda, ialah rang Eropa pertama yang berhasil melihat pantai Australia. Namanya kadang-kadang disingkat menjadi Willem Jansz. (dengan atau tanpa tanda titik). Janszoon bekerja untuk Hindia-Belanda selama beberapa periode (1603–1611, 1612–1616, termasuk periode sebagai gubernur Benteng Henricus di Pulau Solor.
Benua Australia
Tidak ada yang diketahui dari kehidupan dini Willem Janszoon. Barangkali dia dilahirkan di Amsterdam, Belanda dan merupakan seorang yatim piatu. Dia adalah yang pertama tercatat memasuki penugasan Oude compagnie (perusahaan lama), salah satu pendahulu Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), sebagai awak kapal Hollandia, bagian dari pelayaran kedua di bawah kendali Jacob Cornelisz. van Neck, dikirimkan oleh Belanda ke Hindia Timur pada tahun 1598. Pada 5 Mei 1601, dia lagi-lagi berlayar ke Hindia Timur sebagai penanggung jawab Lam, salah satu tiga bahtera dalam rombongan pelayaran yang dipimpin oleh Joris van Spilbergen.

Janszoon berlayar dari Belanda menuju Hindia Timur untuk kali yang ketiga pada 18 Desember 1603, sebagai kapten Duyfken (atau Duijfken, yang berarti “Merpati Kecil”), salah satu dari 12 bahtera dalam rombongan besar pelayaran Steven van der Hagen. Ketika bahtera lainnya meninggalkan Pulau Jawa, Janszoon dikirim untuk mencari pasar perdagangan lainnya, terkhusus di “pulau besar Papua dan pulau-pulau lain di Timur dan Selatan”.

Dia juga dikenal sebagai orang Eropa pertama sebagai penemu benua Australia sebelum orang Belanda lainnya. Pada 18 November 1605, Duyfken berlayar dari Banten ke pantai barat Pulau Papua. Janszoon kemudian melintasi ujung timur Laut Arafura, tanpa melihat Selat Torres, menuju Teluk Carpentaria. Pada 26 Februari 1606, dia berlabuh di Sungai Pennefather di pesisir barat Semenanjung Tanjung York di Queensland, di dekat sebuah tempat yang kini menjadi kota Weipa. Inilah pendaratan Eropa pertama ke benua Australia yang tercatat dalam sejarah. Janszoon melanjutkan perjalanannya sejauh kira-kira 320 kilometer dari pesisir ini, yang menurut dugaannya sebagai kelanjutan Pulau Papua.

Menemukan daratan ini berawa-rawa dan penduduknya tidak begitu ramah (sepuluh dari awak kapalnya terbunuh pada beberapa ekspedisi di pesisir ini), di Tanjung Keerweer (“Turnabout”), selatan Teluk Albatross, Willem Janszoon berketetapan hati untuk kembali dan tiba di Banten pada bulan Juni 1606. Dia menyebut daratan yang dia temukan itu sebagai “Nieu Zeland” sebuah nama yang terilhami oleh salah satu provinsi Belanda, Zeeland, tetapi nama itu tidak digunakan dan sebagai gantinya digunakan oleh Abel Tasman untuk menyebut Selandia Baru.

Duyfken sebenarnya mencapai Selat Torres pada bulan Maret 1606, beberapa pekan sebelum Torres berlayar melaluinya. Pada tahun 1607 Cornelis Matelieff de Jonge mengirimnya ke Pulau Ambon dan Banda. Pada tahun 1611 Janszoon kembali ke Belanda dengan kepercayaan bahwa pantai selatan Pulau Papua adalah menyatu dengan daratan yang berhasil dia telusuri, dan peta-peta Belanda memperbanyak kekeliruan ini selama bertahun-tahun. Meskipun terdapat petunjuk bahwa para navigator terdahulu dari Cina, Perancis, atau Portugal mungkin saja telah berhasil menemukan bagian-bagian Australia, tetapi Duyfken adalah bahtera Eropa pertama yang mencapainya.

Penjelajahan kedua ke Australia

Janszoon dilaporkan bahwa pada 31 Juli 1618, dia mendarat di sebuah pulau pada koordinat 22° Lintang Selatan dengan panjang 22 mil dan sejauh 240 mil dari Selat Sunda. Secara umum ini ditafsirkan sebagai penjelasan semenanjung dari Titik Cloates (22°43′LU 113°40′BT) ke Tanjung Barat Laut (21°47′LU 114°09′BT) di pesisir Australia Barat, pada saat itu Janszoon menganggap pulau itu sedemikian tanpa mengelilinginya secara penuh.

Itulah ulasan mengenai Penemu benua Australia berdasarkan versi dunia barat, semoga bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel